Powered by Blogger.
RSS

Resiko Pikun Dapat Dicek dengan Tes Mata




Jumat, 29 Juli 2016

Sebagian besar  pasien Alzheimer baru tahu dirinya terserang penyakit ini sehabis semuanya terlambat. Umumnya kondisinya telah kronis serta Jika telah begini, kemungkinan buat sembuh pula sudah minim. Maka diharapkan sebuah metode supaya risiko syarat ini telah ketahuan jauh-jauh hari.

Dalam Alzheimer's Association International Conference 2016 pada Toronto yang terbaru, dua tim peneliti dari Inggris serta Kanada menemukan cara mudah buat mendeteksi risiko Alzheimer atau kepikunan seorang. Caranya, hanya dengan melakukan investigasi tes mata sederhana.

Peneliti pertama asal Moorfields Eye Hospital dan  Oxford University menemukan, ketebalan lapisan berisi sel-sel saraf di retina dapat menentukan terdapat tidaknya risiko kepikunan tersebut.

Buat membuktikannya, peneliti sudah mengukur ketebalan lapisan sel ini pada 33.000 sukarelawan berusia 40-69 tahun. Kemudian peneliti membandingkannya dengan yang akan terjadi tes daya ingat dan  kemampuan kognitif lainnya.

Mirip dikutip dari CNN, mereka yang lapisan sel saraf di retinanya lebih tipis cenderung mempunyai skor yang rendah pada tes kognitif. Serta peneliti menyimpulkan ini telah bisa dijadikan penanda bahwa yg bersangkutan akan segera mengalami tahapan awal berasal demensia.

Sedangkan di studi kedua, peneliti berasal Waterloo University Kanada menemukan deposit atau penumpukan protein bernama amyloid di retina orang dengan penyakit Alzheimer, terutama yg berat.

Pada penelitian sebelumnya, sejumlah ilmuwan hanya menemukan protein ini di pada otak. Tetapi buat pertama kalinya peneliti dari Kanada berkata, penumpukan protein ini pula bisa terlihat asal mata.

Mereka juga sudah memastikannya dengan mengamati otak serta mata asal 20 pasien yg telah mati dan  kebetulan jua mengidap Alzheimer. Bahkan peneliti jua mengamati mata enam ekor anjing yang memperlihatkan tanda-tanda serupa.

Ternyata dengan teknologi imaging atau pencitraan yg tinggi, peneliti bisa melihat penumpukan amyloid ini pada mata. "diperlukan cara ini mampu jadi metode yg tidak hanya mendeteksi semenjak dini tetapi jua non-invasif," istilah peneliti, Dr Melanie Campbell mirip dikutip asal CBC.

Dua tahun lalu, peneliti berasal Dundee University serta University of Edinburgh juga berbagi sebuah perangkat lunak spesifik untuk mengetahui risiko Alzheimer berasal investigasi bola mata seorang. Karena berdasarkan peneliti, perubahan pola pembuluh darah pada mata jua dapat dikaitkan menggunakan tanda-tanda Alzheimer.

Buat itu, aplikasi ini bisa membuat foto bola mata seseorang yg diduga terkena Alzheimer dengan hasil gambar high definition (definisi tinggi). Menggunakan begitu perubahan struktur pembuluh darah pada pada mata bisa diketahui ketika itu jua.

Menggunakan aplikasi yang sama, peneliti dapat membandingkan kondisi pembuluh darah mata tersebut dengan ribuan riwayat medis pasien Alzheimer yg telah tersimpan pada Ninewells Hospital, Dundee buat memastikan apakah risiko tadi benar-benar terdapat atau tidak.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Post a Comment